
Penahan tanah sangat dibutuhkan untuk menghindari longsor atau dinding sungai yang bisa saja jebol. Ada dua cara yang biasanya digunakan, yaitu penggunaan turap, dan juga talud. Keduanya memiliki fungsi yang sama, namun memiliki ketahanan yang berbeda.
Turap biasanya digunakan sebagai penahan tanah yang sifatnya sementara, dalam kondisi yang mendesak, dan bisa dikerjakan dengan cepat. Berbeda dengan talud yang merupakan dinding penahan tanah dengan konstruksi yang lebih besar, dan sifatnya yang lebih permanen. Berikut ini beberapa perbedaan antara turap dan talud sebagai penahan tanah.
Perbedaan Dari Segi Bahan
Turap terbuat dari papan-papan yang ditancapkan ke dalam tanah. Papan-papan tersebut ada beberapa jenis dan biasanya sudah tersedia di toko-toko konstruksi. Yaitu turap dari bahan kayu, turap beton, dan juga turap baja.
Turap kayu memiliki ketahanan yang paling rendah, kemudian turap beton, dan terakhir adalah turap baja. Penggunaan turap kayu biasanya untuk penahan tanah yang relatif ringan. Turap beton bisa digunakan untuk tanah dengan tekanan sedang. Sedangkan turap baja memiliki ketahanan yang lebih baik dari keduanya.
Berbeda dengan turap, talud dibangun dengan dimensi yang lebih besar, dan lebih dalam. Biasanya talud ini dibangun dengan konstruksi bangunan dari batu, pasir, dan semen. Ada juga yang menggunakan bronjong, disusun dari bebatuan yang dibungkus rangkaian kawat baja.
Baca Juga : Definisi Dan Fungsi Sloof Beton
Perbedaan Dari Segi Ketahanan
Turap memiliki ketahanan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan talud. Hal ini didasarkan pada konstruksi pembuatannya. Pada konstruksi pembuatan turap digunakan untuk tanah dengan kedalaman yang rendah. Sehingga penahanan tanah pada turap ini hanya pada bagian permukaan saja.
Penanaman turap yang tidak terlalu dalam menunjukkan bahwa turap digunakan untuk jangka waktu yang pendek, hanya bersifat sementara. Turap tidak bisa bertahan lebih lama, apalagi jika kondisi tekanan tanah, dan juga air semakin besar.
Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap pembuatan turap ataupun talud. Turap hanya digunakan untuk tanah dengan kestabilan yang tinggi, tidak berbatu, dan dengan tekanan yang rendah. Sedangkan talud bisa digunakan untuk tanah berbatu dan tekanan tanah yang tinggi.
Talud dibangun dengan dimensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan turap. Talud dengan dimensi yang lebih besar, bisa menahan tanah dengan tekanan sangat tinggi. Bahkan talud ini sering kali digunakan untuk menahan tanggul sungai dengan aliran yang cukup deras.
Kondisi tanah yang labil dan mempunyai resiko longsor lebih besar biasanya menggunakan talud sebagai penahan tanah paling efektif. Oleh karenanya banyak sekali terlihat talud di berbagai daerah yang berada pada ketinggian dengan resiko longsor sangat besar. Biasanya talud ini bisa ditemukan di berbagai daerah yang dekat dengan aliran sungai besar, perbukitan, dan beberapa kawasan dengan tanah yang labil lainnya.
Perbedaan Dari Segi Biaya Pembuatan
Dari segi biaya pembuatan antara talud dan turap ini juga bisa dilihat dari konstruksi pembuatannya. Biaya dalam pembuatan turap jauh lebih murah dibandingkan dengan pembuatan talud. Papan-papan turap yang digunakan memiliki harga yang relatif murah, pengerjaannya juga lebih mudah, dan tenaga kerja yang digunakan juga tidak terlalu banyak.
Berbeda dengan pembangunan pada talud yang membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Penggunaan alat berat untuk penggalian tanggul, dan juga kontruksi pemasangan talud yang jauh lebih lama. Dengan berbagai macam faktor tersebut jelas terlihat perbedaan dalam hal biaya pembuatan antara turap dan talud, dimana pembuatan talud lebih mahal.
Lihat Disini : Harga Cover U-Ditch Terbaru
Demikian penjelasan perbedaan antara turap dan talud sebagai penahan tanah. Penggunaan antara keduanya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih efektif dan efisien dalam konstruksi pembuatannya.
Semoga bermanfaat.
Informasi Produk & Layanan
Chat via WhatsApp dengan Tim Sales Indonusa sekarang juga!