Minipile, juga dikenal sebagai micropile, adalah elemen fondasi yang digunakan untuk mendukung struktur di tanah yang lemah atau tidak stabil. Minipile memiliki diameter kecil dan panjang relatif pendek dibandingkan dengan pile konvensional. Mereka sering digunakan dalam proyek-proyek konstruksi di mana akses terbatas atau ketidakmampuan untuk menggunakan metode konvensional seperti bored pile atau driven pile.
Mini pile system adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme Indirect Hydraulic Jacking Technology, dimana sistem ini telah mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom dan New Zealand.
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara continue ke dalam tanah, tanpa suara, tahap pukulan dan tanpa getaran. Penempatan sistem penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang serta penempatan mal yang segaris dengan plat penekan menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang yang cukup akurat. Ukuran diameter piston tersebut adalah 13,00 cm dengan luas 125,023 cm 2 . Sebagai pembebanan, ditempatkan balok – balok beton atau plat – plat besi pada dua sisi bantalan alat yang pembebanannya disesuaikan dengan muatan yang dibutuhkan tiang.
Baca Juga : pengertian buis beton hong atau pipe concrete
Fungsi Dari Minipile
micropile, memiliki beberapa fungsi penting dalam konstruksi dan fondasi bangunan. Berikut adalah beberapa fungsi utama minipile:
1. Memperkuat tanah lemah
micropile digunakan untuk memperkuat lapisan tanah yang lemah atau tidak stabil. Mereka menembus tanah lemah dan mencapai lapisan yang lebih kuat di bawahnya, memberikan fondasi yang stabil untuk struktur di atasnya.
2. Mendukung pondasi dalam
Minipile digunakan untuk mendukung pondasi yang dalam. Ketika kondisi tanah di bawah pondasi tidak memadai untuk menahan beban struktural, minipile digunakan sebagai elemen fondasi tambahan yang mampu menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam dan lebih kuat.
3. Mengatasi tanah berlumpur atau berair
micropile sering digunakan dalam kondisi tanah yang berlumpur atau berair. Mereka dapat menembus tanah yang jenuh air atau lunak dan mencapai lapisan tanah yang lebih stabil di bawahnya, memberikan fondasi yang kokoh dan tahan terhadap gerakan tanah.
4. Mengatasi tekanan lateral
Minipile digunakan untuk mengatasi tekanan lateral yang dihasilkan oleh struktur atau beban lateral seperti dinding penahan tanah atau struktur penahan tekanan. Mereka memberikan dukungan dan stabilitas pada tanah di sekitar struktur untuk mengurangi risiko penurunan atau pergeseran.
5. Akses terbatas
micropile sering digunakan di area dengan akses terbatas di mana penggunaan metode fondasi konvensional yang lebih besar seperti bored pile atau driven pile tidak memungkinkan. Karena diameter kecil dan metode instalasi yang fleksibel, minipile dapat dipasang di area yang sulit dijangkau seperti terowongan, bangunan dengan batasan ruang, atau area dengan tanah yang rapuh.
Daya Dukung Aktual per Tiang
Seperti kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah pondasi yang akan dibangun umumnya terdiri dari lapisan – lapisan yang berbeda ketebalannya, jenis tanah maupun daya dukungnya. Sedangkan jumlah titik soil investigation seperti sondir dan SPT diadakan dalam jumlah yang terbatas. Sehingga pada sistem drop hammer untuk mengetahui daya dukung pertiang masih menggunakan dan mempercayakan cara tidak langsung indirect means. Sedangkan dengan Mini Pile system, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan dimonitor langsung dari manometer yang dipasang pada peralatan micropile sepanjang proses pemancangan berlangsung.
Kapasitas Daya Dukung per Tiang
Tanah harus mampu menopang beban dari setiap konstruksi yang direncanakan yang ditempatkan di atas tanah tersebut. Untuk menghitung daya dukung yang diijinkan untuk suatu tiang dapat dihitung berdasarkan data – data penyelidikan tanah soil investigation, cara kalender atau dengan tes pembebanan loading test pada tiang
Spesifikasi minipile dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan lingkungan proyek. Namun, berikut ini adalah beberapa spesifikasi umum yang sering digunakan untuk minipile:
1. Diameter
Minipile biasanya memiliki diameter antara 100 mm hingga 300 mm (4 inci hingga 12 inci). Namun, diameter dapat disesuaikan dengan beban struktural yang akan ditopang.
2. Panjang
Panjang micropile dapat bervariasi tergantung pada kedalaman yang diperlukan untuk mencapai lapisan tanah yang cukup kuat. Panjang umumnya berkisar antara 3 hingga 15 meter (10 hingga 50 kaki).
3. Bahan
Minipile biasanya terbuat dari baja atau beton bertulang. Baja digunakan untuk minipile yang dikonstruksi dengan metode penghancuran tanah (driven pile), sementara beton bertulang digunakan untuk minipile yang dibuat dengan metode bor (bored pile).
4. Kapasitas beban
Kapasitas beban sebuah minipile tergantung pada desain dan ukurannya. micropile mampu menahan beban struktural yang cukup tinggi, biasanya dari 50 hingga 500 ton.
5. Jarak antara minipile
Jarak antara micropile diatur berdasarkan desain struktural dan kondisi tanah di lokasi. Jarak antara minipile biasanya berkisar antara 1 hingga 3 meter (3 hingga 10 kaki).
6. Metode instalasi
Minipile dapat diinstal menggunakan dua metode utama, yaitu metode penghancuran tanah (driven pile) dan metode bor (bored pile). Metode instalasi dipilih berdasarkan kondisi tanah dan kebutuhan proyek.
Metode Instalasi Minipile
Metode instalasi minipile atau tiang pancang mini adalah metode konstruksi yang digunakan untuk memperkuat tanah atau mendukung beban struktural pada proyek konstruksi. Minipile merupakan tiang pancang dengan diameter kecil, biasanya kurang dari 300 mm. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam metode instalasi minipile:
1. Pemboran lubang Lubang bor
dengan diameter yang sesuai dengan ukuran minipile dibuat menggunakan mesin bor. Lubang bor diperdalam hingga mencapai lapisan tanah yang kuat atau kedalaman yang ditentukan dalam desain.
2. Pemasangan casing
Setelah pemboran lubang, casing (pipa logam atau plastik) ditempatkan di dalam lubang untuk menjaga kestabilan lubang bor dan mencegah runtuhnya dinding lubang.
3. Pemasangan armature
Armature atau tulangan baja ditempatkan di dalam casing micropile. Armature ini akan memberikan kekuatan struktural pada minipile dan menghubungkannya dengan struktur di atasnya. Armature juga bisa berupa batang ulir atau papan, tergantung pada desain dan kebutuhan struktural.
4. Pengisian dengan material pengisi
Setelah pemasangan armature, lubang casing diisi dengan material pengisi seperti beton atau grout. Material pengisi ini akan memberikan kekuatan dan kestabilan pada minipile.
5. Pemotongan dan pengecoran kepala minipile
Setelah material pengisi mengeras, casing minipile dipotong sesuai dengan permukaan tanah atau struktur yang diinginkan. Bagian atas minipile kemudian dicor dengan beton untuk membentuk kepala minipile yang akan berfungsi sebagai titik penyaluran beban struktural ke minipile.
6. Pengujian
Setelah penyelesaian instalasi minipile, biasanya dilakukan pengujian untuk memastikan kekuatan dan kualitas minipile. Pengujian ini dapat meliputi pengujian tarik, pengujian tekan, atau pengujian beban lateral, tergantung pada persyaratan proyek.
Metode instalasi minipile dapat digunakan dalam berbagai kondisi tanah dan lingkungan. Ini adalah metode yang efektif untuk memperkuat tanah dan mendukung struktur di area dengan akses terbatas atau tanah yang tidak stabil.
Lihat Disini : Kelebihan dan kekurangan panel dinding
Lihat Disini : 5 tahap pembuatan semen
Sekian mengenai minipile semoga bisa mejadi bahan pertimbangan dan menambah wawasan anda.
INDONUSA CONBLOCK – Distributor U-Ditch, Konblok, Buis Beton, Kanstin Taman, Pagar Panel Beton
Informasi Produk & Layanan
Chat via WhatsApp dengan Tim Sales Indonusa sekarang juga!